Jumat, 17 November 2017

Indonesia U-23 Takluk dari Suriah U-23

Indonesia U-23 mesti mengakui keunggulan Suriah U-23 dan kalah 2-3 dalam laga ujicoba yang berlangsung Kamis (16/11/2017) di Stadion Wibawa Mukti, Cikarang, Bekasi. Gol Garuda Muda dicetak oleh Septian David (35') dan Osvaldo Haay (45'). Kedua gol merupakan assist dari Febri Hariyadi. Luis Milla memainkan mayoritas pemain yang menjadi andalannya di SEA Games 2017 sebagai sebelas awal. Satria Tama sebagai kiper. Kuartet bek diisi Putu Gede, Hansamu Yama, Ricky Fajrin, dan Rezaldi Hehanusa. Dua gelandang bertahan ditempati Evan Dimas dan Hargianto. Trio gelandang serang mengandalkan Febri Hariyadi, Septian David, dan Osvaldo Haay. Striker utama dilakoni oleh Ilham Udin yang baru dipanggil selepas SEA Games. Rezaldi digantikan oleh Bagas Adi di menit ke-33 karena cedera. Di babak kedua Milla menurunkan empat pemain pengganti, yaitu Saddil Ramdani, M. Arfan, Egy Maulana Vikri, dan Miftahul Hamdi. Arfan dan Egy menjalani debutnya bersama timnas U-23.

Indra Sjafri Dipecat?
Sementara itu, ada kabar bahwa Indra Sjafri bakal segera dipecat sebagai pelatih timnas U-19. Kekalahan 0-4 dari Korsel dan 1-4 dari Malaysia dalam Kualifikasi Piala Asia U-19 2018 di Korsel dianggap sebagai kegagalan oleh PSSI. Bahkan dengan kasarnya si ketua umum mengatakan bahwa nasib Indra Sjafri sudah ada di ujung kaki alias tinggal ditendang saja. Wow, begitu tidak bijaksananya kata-kata itu keluar dari seorang pemimpin yang mestinya bisa menjadi teladan bagi seluruh pelaku sepak bola di tanah air. Apalagi dia mengomentari sosok pelatih yang sudah berjasa besar pada sepak bola nasional. Indonesia sendiri sudah dipastikan tampil di Piala Asia U-19 2018 karena bertindak sebagai tuan rumah. Secara umum penampilan Egy Maulana Vikri dkk cukup bagus, perombakan pemain pun masih mungkin dilakukan, artinya masih ada waktu untuk memperbaiki performa tim. Setelah generasi Evan Dimas dkk, Indra kembali mampu menemukan bakat-bakat muda yang bakal menjadi andalan Tim Merah Putih di masa depan. 

Jadi, apakah sebenarnya alasan PSSI menghentikan tugas Indra Sjafri dengan begitu saja? Kegagalan menjuarai Piala AFF U-18 2017 (akhirnya meraih medali perunggu) konon menjadi alasan kegagalan lainnya. Lantas, apakah ada bedanya dengan Luis Milla yang juga tidak berhasil lolos ke Piala Asia U-23 2018 dan hanya meraih medali perunggu SEA Games 2017? Kenapa tidak ada rencana memecat Milla sekalian? Ketika kompetisi pemain usia muda belum digelar secara rutin, Liga 1 U-19 yang dijuarai Persipura baru dimulai tahun ini, lantas menuntut timnas U-19 kudu juara sebenarnya adalah hal yang lucu. Memang dahulu pernah ada timnas junior menjuarai Piala AFF U-19 pada 2013, tapi hal itu adalah sebuah anomali belaka. Keajaiban yang sebenarnya sulit dipercaya. Namun, hal itu bisa terjadi -tentu dengan izin Ilahi- karena perjuangan Indra Sjafri dan timnya yang luar biasa, meski situasi dan kondisi saat itu sebenarnya tidak mendukung sepenuhnya. Lagi pula timnas U-19 di mana pun sebenarnya adalah bagian dari proses panjang bagi para pemain muda untuk menjadi pemain yang berkualitas di tingkat senior. Sungguh tidak adil selalu membebani target juara kepada para pemain usia muda.

Melihat komposisi timnas U-23 ketika menjamu Suriah, terdapat setidaknya enam pemain yang pernah menjadi anak asuh Indra Sjafri di timnas U-19 dipercaya tampil di tim inti. Mereka adalah Putu Gede, Hansamu, Ricky, Evan, Hargianto, dan Ilham Udin. Hamdi juga pernah menjadi rekan Evan Dimas, sementara Saddil dan Egy masih menjadi anggota timnas U-19 yang diasuh Indra Sjafri hingga saat ini. Si ketua umum dan mereka di PSSI yang begitu bernafsu memecat Indra tampaknya tidak mampu melihat hal positif itu.  


Tidak ada komentar:

Posting Komentar