Manchester United memulai era baru
bersama Jose Mourinho yang telah dikontrak untuk tiga musim ke depan. Musim
2016/17 merupakan kesempatan perdana Mourinho mengarsiteki klub yang bermarkas
di Old Trafford tersebut. Kendati pada musim 2015/16 pelatih asal Portugal itu
dipecat Chelsea di tengah jalan, dengan rekor terburuk sebagai juara bertahan,
tapi rekam jejaknya selama ini tetap sesuatu yang berkilauan, hingga membuat
manajemen Setan Merah silau dan tak ragu memilihnya. Louis van Gaal yang pada
akhir musim keduanya sebenarnya mampu mempersembahkan trofi Piala FA untuk MU pun
didepak sebelum kontraknya habis, demi memberi jalan kepada The Special One.
Barangkali United sedikit banyak
terinspirasi pada apa yang terjadi pada Juventus. Pada awal musim 2014/15, I
Bianconerri menunjuk Massimiliano Allegri untuk menggantikan Antonio Conte yang
mundur untuk kemudian menjadi pelatih Italia. Padahal prestasi Conte luar biasa
dengan mempersembahkan tiga scudetto berturut-turut,
sesudah Juventus mengalami paceklik juara selama beberapa tahun. Dipilihnya
Allegri sempat disambut negatif oleh Juventini, mengingat sang manajer
merupakan mantan allenatore AC Milan
yang dipecat karena hasil buruk pada pertengahan musim 2013/14. Namun, kenyataannya Allegri berhasil melanjutkan kegemilangan Conte dengan sepasang scudetto dalam dua musim beruntun.
Bahkan pada musim pertamanya, Allegri melakukan sesuatu yang tak bisa dilakukan
Conte, yaitu membawa La Vecchia Signora tampil di laga final Liga Champion
2014/15, meski gagal juara karena takluk dari Barcelona.
Tentu penggemar The Red Devils
berharap kiprah Mourinho tiga musim ke depan bisa mengikuti jejak Allegri
bersama Juventus. Hadirnya sejumlah pemain baru seperti Zlatan Ibrahimovic dan
Henrik Mkhitaryan membuat skuat United lebih kuat ketimbang musim lalu dan
layak mengikuti kompetisi memperebutkan trofi English Premier League (EPL) maupun
trofi lainnya. Musim depan tim asuhan Mourinho hanya berlaga di Liga Europa
yang kurang bergengsi dan persaingannya tidak seketat Liga Champion. Barangkali
upaya meraih gelar justru bisa lebih dikonsentrasikan di dalam negeri. Tapi
mesti diingat pula bahwa Chelsea yang merupakan mantan klub Mourinho justru
absen sama sekali dari kompetisi Eropa musim 2016/17.
Selain memiliki pengalaman menjuarai
EPL bersama Chelsea, Mourinho memiliki lebih banyak waktu mempersiapkan timnya
ketimbang dua pelatih bernama besar lainnya, Pep Guardiola (Manchester City)
dan Antonio Conte (Chelsea), yang menjadi pendatang baru di Liga Inggris.
Mourinho sempat beristirahat sejak dipecat The Blues pertengahan musim lalu,
sementara Pep masih menangani Bayern Muenchen hingga akhir musim 2015/16 dan
Conte bahkan masih bersama Italia hingga akhir Juni di Piala Eropa 2016
Prancis. Namun mereka yang sudah lebih dahulu berkiprah di EPL jelas tak bisa
dipandang sebelah mata, seperti Arsene Wenger (Arsenal), Claudio Ranieri (Leicester
City – juara EPL 2015/16), Juergen Klopp (Liverpool), maupun Mauricio
Pochettino (Tottenham Hotspur). Persaingan menjadi tim terbaik di negeri Ratu
Elizabeth bisa dipastikan kian seru dan menarik musim mendatang.
# dimuat di BolaVaganza No.178 - Agustus 2016.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar