Real Madrid mengulangi keberhasilan dua tahun silam dengan kembali menaklukkan Atletico Madrid di partai puncak Liga Champion Eropa 2015/16. Laga final musim ini berlangsung di Stadion San Siro Milan pada Sabtu (28/5) malam waktu Italia. El Real mesti memastikan kemenangannya atas Atleti lewat adu penalti 5-3, setelah kedua tim dari ibukota Spanyol itu bermain imbang 1-1 dalam 90 menit plus 2x15 menit masa ekstra. Di waktu normal, Los Blancos lebih dulu unggul melalui gol Sergio Ramos pada menit ke-19. Dua tahun lalu bek yang kini merupakan kapten Madrid itu pun mencetak gol di final di kota Lisbon Portugal. Gol Yannick Carrasco di menit ke-79 membuat Los Colchoneros menyamakan kedudukan menjadi 1-1. Tendangan penalti yang gagal dari Antoine Griezmann membuat skor tidak berubah hingga dilanjutkan dengan perpanjangan waktu.
Tidak seperti final 2014, tiada gol tercipta pada 30 menit masa ekstra. Pada adu tendangan penalti, kelima penendang Madrid mampu sempurna menuntaskan kewajibannya, sementara Juanfran yang merupakan penendang ketiga Atletico tendangannya membentur mistar gawang Keylor Navas. Madrid pun berada di atas angin untuk memenangkan pertandingan. Cristiano Ronaldo sebagai penendang pamungkas kembali memperdaya Jan Oblak dan menjadi penentu keunggulan timnya. Biarpun tidak mampu menambah koleksi golnya saat final (di waktu normal) dan tak mampu menyamai prestasi dua musim lalu (17 gol), CR7 tetap menjadi pencetak gol terbanyak Liga Champion Eropa 2015/16 dengan 16 golnya. Untuk kelima kalinya Cristiano menjadi penyerang paling tajam di ajang antarklub juara Eropa. Hingga akhir musim ini, pemain Portugal itu pun mencatat rekor sebagai kolektor gol paling subur Liga Champion sepanjang masa dengan total 93 buah gol. Ronaldo kini telah memenangi tiga trofi Liga Champion, sekali bersama Manchester United (2008) dan dua kali bersama Real Madrid (2014 dan 2016).
Ada sejumlah persamaan dan perbedaan di kubu Los Merengues dalam dua partai puncak antarklub Eropa yang berselang dua tahun. CR7 bersama Dani Carvajal, Sergio Ramos, Luka Modric, Gareth Bale, dan Karim Benzema kembali menghuni tim inti sebagaimana dua tahun lalu. Marcelo yang di final sebelumnya menjadi pemain pengganti turun sebagai starter di final tahun ini. Pepe yang hanya berada di bangku cadangan tempo hari turun penuh di Milan. Sementara Isco selalu bermain sebagai pemain pengganti dalam dua laga final. Sudah tiada lagi nama Iker Casillas, Fabio Coentrao, Sami Khedira, Angel di Maria, dan Alvaro Morata. Nama mereka digantikan oleh Keylor Navas, Casemiro, Toni Kroos, Danilo, dan Lucas Vasquez. Kroos mencatat rekor pribadi sebagai pemain yang pernah dua kali menjuarai Liga Champion bersama dua klub berbeda (Bayern Muenchen 2013 dan Madrid 2016). Jika Diego Siameone masih menjadi pelatih Atletico, maka Zinedine Zidane merupakan pelatih baru Madrid. Dua tahun lalu Zizou menjadi asisten bagi Carlo Ancelotti.
Zidane mengukir sejumlah rekor baru setelah membawa Los Blancos berjaya. Dia berhasil mengangkat Si Kuping Besar sebagai pemain, asisten pelatih, dan pelatih Madrid. Zidane pun merupakan pelatih Perancis pertama yang sanggup menjuarai Liga Champion, sebuah prestasi yang lebih baik ketimbang Didier Deschamps (AS Monaco 2004) dan Arsene Wenger (Arsenal 2006) yang pernah membawa timnya tampil di final. Zizou mengikuti jejak Roberto Di Matteo (Chelsea 2012) yang sukses membawa anak asuhnya menjadi kampiun di Eropa, kendati berstatus sebagai pelatih pengganti pada pertengahan musim. Kebetulan keduanya sama-sama berkepala pelontos.
Ada satu keunikan lagi dari Madrid. Jika dua musim kemarin Los Blancos meraih gelar ke-10 (la decima) tanpa pemain nomor 10, maka ketika mewujudkan gelar ke-11 (la undecima) Liga Champion Eropa, kembali tidak ada pemain nomor 10 yang diturunkan Madrid. James Rodriguez hanya berada di bangku cadangan sepanjang pertandingan. Namun pemain nomor 11 -Gareth Bale- menjadi pemain andalan yang turun penuh dan menjadi salah satu penendang yang sukses dalam babak adu penalti.
Ada satu keunikan lagi dari Madrid. Jika dua musim kemarin Los Blancos meraih gelar ke-10 (la decima) tanpa pemain nomor 10, maka ketika mewujudkan gelar ke-11 (la undecima) Liga Champion Eropa, kembali tidak ada pemain nomor 10 yang diturunkan Madrid. James Rodriguez hanya berada di bangku cadangan sepanjang pertandingan. Namun pemain nomor 11 -Gareth Bale- menjadi pemain andalan yang turun penuh dan menjadi salah satu penendang yang sukses dalam babak adu penalti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar