Mesti melakoni sebuah pertandingan final nan dramatis sepanjang 120 menit, Portugal akhirnya memastikan diri menjadi juara Piala Eropa 2016 setelah mengalahkan tuan rumah Prancis 1-0 di Stade de France Saint-Denis pada Minggu malam (10/7) waktu Prancis. Gol tunggal Portugal diciptakan Eder pada menit ke-109 babak perpanjangan waktu. Tim tuan rumah sebenarnya sempat berada di atas angin setelah Portugal kehilangan Cristiano Ronaldo. Sang kapten terpaksa diganti dan bahkan ditandu keluar lapangan pada menit ke-25 karena cedera lutut kiri yang diawali terjangan Dimitri Payet beberapa menit sebelumnya. Ada momentum unik ketika Cristiano dalam posisi duduk pasrah dengan wajah sendu menanti pertolongan, serta-merta seekor serangga serupa kupu-kupu singgah di depan wajah sang bintang nomor tujuh. Barangkali kehadiran si kupu-kupu justru menjadi pertanda bagus bagi Selecao das Quinas. Cederanya CR7 tidak menjadi sia-sia belaka dan justru menjadi pemacu semangat rekan-rekannya. Dipimpin oleh Nani yang menjadi kapten pengganti, tim asuhan Fernando Santos mampu menahan imbang Les Bleus hingga 90 menit berakhir.
Eder yang turun menggantikan Renato Sanches di menit ke-79 akhirnya menjadi pemecah kebuntuan. Sebuah tembakan keras pemain nomor sembilan itu dari luar kotak penalti berhasil membobol gawang Hugo Lloris dan menjadi penentu kemenangan Portugal di final Euro 2016. Eder menjadi pemain pengganti keenam yang mampu mencetak gol pada final Piala Eropa. Lima pemain sebelumnya adalah Oliver Bierhoff (Jerman), Sylvain Wiltord (Prancis), David Trezeguet (Prancis), Juan Mata (Spanyol), dan Fernando Torres (Spanyol). Didier Deschamps pun harus lapang dada karena tidak bisa mengulangi prestasinya sebagai pemain sekaligus kapten tim 16 tahun silam, ketika kini menjadi pelatih Les Bleus. Prancis gagal melanjutkan tradisi menjadi tim tuan rumah yang berjaya (1984 dan 1998) maupun siklus 16 tahun menjadi kampiun Piala Eropa (1984 dan 2000). Ternyata justru mitos hadirnya juara baru setiap 12 tahun berlaku di Prancis, setelah Denmark (1992), Yunani (2004), dan tahun ini giliran Portugal (2016).
Kendati hanya bermain 25 menit dan meninggalkan lapangan dengan air mata duka, akhirnya Ronaldo tertawa bahagia kala mengangkat trofi pertama Piala Eropa bagi negaranya. Bintang Real Madrid itu mampu membuktikan dirinya mampu menjadi yang terbaik tidak hanya dalam kompetisi antarklub. Ronaldo sudah selangkah lebih maju ketimbang Lionel Messi, yang Juni lalu justru mengundurkan diri dari timnas Argentina karena mengalami hattrick kalah di final (Piala Dunia 2014, Copa America 2015, dan Copa America Centenario 2016). Ronaldo dan Pepe juga mencatat rekor tersendiri, yaitu menjadi juara Liga Champion dan Piala Eropa pada tahun yang sama. Selamat untuk Portugal!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar