Kamis, 16 Februari 2017

Turunnya Status Tim Jagoan Barcelona

Kejutan besar terjadi di hari pertama laga pertama babak 16 besar Liga Champion Eropa 2016/17 yang berlangsung Selasa (14/2/2017) waktu setempat. Paris Saint-Germain (PSG) berhasil menaklukkan Barcelona di Parc des Princes dengan empat gol tanpa balas! Pertandingan antara jawara Liga Prancis dan kampiun Liga Spanyol musim lalu itu memang diprediksi berlangsung seru. Namun, pasti sangat sedikit orang yang menduga tim besutan Luis Enrique bisa kalah dari tim asuhan Unai Emery dengan skor sebesar itu. Dalam kemenangan 4-0 tersebut, Angel di Maria menyumbang dua gol, sementara dua gol lainnya diciptakan Julian Draxler dan Edinson Cavani. Bagi Di Maria dan Cavani, hari itu berlipat ganda kegembiraan mereka karena bertepatan dengan hari lahir keduanya. Angel tepat berusia 29 tahun, sedangkan Edinson menginjak umur 30 tahun. Mereka berdua pun merayakan kemenangan timnya sekaligus ulang tahun mereka di ruang ganti pemain sehabis pertandingan. Pada hari yang sama, Benfica menang 1-0 atas Borussia Dortmund di laga perdelapan final lainnya.
Angel di Maria mencetak dwigol ketika PSG menang 4-0 atas Barcelona.
Barcelona adalah tim yang dalam sekitar 15 tahun terakhir selalu dijagokan menjadi juara Liga Champion Eropa, termasuk musim ini, bersama klub lainnya semacam Real Madrid, Bayern Muechen, dan Juventus. Tentu memang sudah selayaknya. El Barca empat kali berjaya di kejuaraan paling bergengsi antarklub Eropa (2005/2006, 2008/2009, 2000/2011, dan 2014/2015) sepanjang 2006-2016 dan enam kali juara La Liga dalam delapan tahun terakhir. Ketika menghadapi PSG, Blaugrana sebenarnya diperkuat oleh hampir semua bintangnya, termasuk Gerard Pique, Jordi Alba, Andres Iniesta, Sergio Busquets, dan Trio MSN (Lionel Messi, Luis Suarez, dan Neymar Junior). Namun, pelatih Spanyol di Paris ternyata lebih cerdik ketimbang rekan senegaranya dari Barcelona. Marco Veratti dkk membuat Lionel Messi dkk tidak berdaya. Status Blaugrana sebagai salah satu calon juara Eropa musim ini pun turun drastis. Justru pada sisi lain, Les Parisiens menjadi tim yang pantas diunggulkan menjuarai UCL untuk pertama kalinya tahun ini. Sebelum hijrah ke Paris, Emery pernah membawa Sevilla juara Liga Europa tiga kali beruntun (2013/14, 2014/15, dan 2015/16). Yang jelas, peluang klub Prancis itu lolos ke perempat final sangat besar asalkan tidak kalah 0-5 ketika bertandang ke Barcelona dalam laga kedua perdelapan final Maret mendatang. Emery berpeluang besar naik kelas bersama PSG.

Ada sebuah fakta menarik yang menunjukkan bahwa ketika sebuah klub ditinggal pergi Zlatan Ibrahimovic, maka musim berikutnya klub itu juara Liga Champion. Hal itu pernah terjadi pada Inter Milan (2009/2010) dan Barcelona (2010/2011). Akhir musim lalu Zlatan hijrah ke Manchester United setelah empat musim membela PSG (2012-2016) tanpa pernah mencicipi trofi jawara antarklub Eropa. Namun, harap diingat pula bahwa hal itu hanya terjadi dua kali sepanjang karier Ibra. Striker jangkung asal Swedia itu pernah berkali-kali berpindah klub, sejak dari Malmoe, Ajax Amsterdam, Juventus, Internazionale, Barcelona, AC Milan, PSG, hingga Manchester United. Jadi, PSG mungkin saja mengikuti jejak Inter dan Barca, tapi bisa pula seperti Juventus dan Milan sebagai klub besar Eropa lainnya yang pernah diperkuat Zlatan Ibrahimovic.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar