Sabtu, 25 Agustus 2018

Nasib Milla Sehabis Kandas di 16 Besar

Indonesia gagal melaju ke perempat final sepak bola Asian Games 2018. Anak asuh Luis Milla tersingkir lewat adu penalti (3-4) dari Uni Emirat Arab (UEA) dalam pertandingan 16 besar yang berlangsung Jumat (24/8/2018) di Stadion Wibawa Mukti Bekasi, setelah kedua tim bermain imbang 2-2 hingga menit ke-90 dan ditambah 2 x 15 menit perpanjangan waktu. Hansamu Yama dkk sempat dua kali tertinggal oleh tim lawan yang mencetak semua golnya lewat tendangan penalti. Setelah kalah 0-1 di babak pertama, Beto mampu menyamakan kedudukan di menit ke-52. UEA kembali memimpin lewat sepakan 12 pas dari sebuah insiden yang sebenarnya tak layak diganjar penalti. Shaun Evans, wasit asal Australia, tak cukup bagus memimpin pertandingan dengan beberapa keputusannya yang kontroversial dan merugikan Indonesia. Stefano Lilipaly mencetak sebuah gol indah di menit ke-94 yang membuka asa bagi Skuat Garuda. Pada masa perpanjangan waktu tiada gol tercipta. Sayang sekali, saat adu tendangan penalti Andritany tak mampu sekali pun menepis sepakan pemain UEA, sedangkan Septian David Maulana dan Saddil Ramdani gagal melaksanakan tugasnya dengan sempurna. Nasib baik sedang tidak berpihak pada timnas sepak bola Indonesia.

Dengan target menembus empat besar, Luis Milla memang tak berhasil. Namun melihat bagaimana anak asuhnya beraksi selama ini yang berpuncak di Asian Games 2018, sebenarnya terlihat sejumlah perubahan positif yang layak diapresiasi. Publik tentunya berharap pelatih asal Spanyol itu masih dipertahankan untuk menangani timnas senior di Piala AFF 2018 pada November-Desember mendatang. Timnas U-23 yang selama ini dilatihnya tinggal ditambah 5-7 pemain senior lagi rasanya cukup kompetitif untuk bersaing menjadi yang terbaik di Asia Tenggara. Nama-nama seperti Fachrudin Aryanto, Victor Igbonefo, dan Andik Vermansah akan memperkuat materi timnas U-23. Tapi memang hasil akhirnya tetap pada PSSI yang punya kuasa menentukan nasib Luis Milla dan masa depan timnas. 

Terlepas dari ketidakberuntungan timnas U-23 di 16 besar Asian Games 2018, sebenarnya terdapat disharmoni jika melihat kostum yang dikenakan Hansamu Yama dkk. Kostum latihan dan jaket berlabel Nike, tapi jersey saat bertanding bermerek Lining. Lantas, kenapa di fase gugur timnas menggunakan celana berwarna hitam, sedangkan biasanya jika berkaos merah, maka akan bercelana merah pula?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar