Selasa, 16 Agustus 2016

Mourinho Seperti Allegri

Manchester United memulai era baru bersama Jose Mourinho yang telah dikontrak untuk tiga musim ke depan. Musim 2016/17 merupakan kesempatan perdana Mourinho mengarsiteki klub yang bermarkas di Old Trafford tersebut. Kendati pada musim 2015/16 pelatih asal Portugal itu dipecat Chelsea di tengah jalan, dengan rekor terburuk sebagai juara bertahan, tapi rekam jejaknya selama ini tetap sesuatu yang berkilauan, hingga membuat manajemen Setan Merah silau dan tak ragu memilihnya. Louis van Gaal yang pada akhir musim keduanya sebenarnya mampu mempersembahkan trofi Piala FA untuk MU pun didepak sebelum kontraknya habis, demi memberi jalan kepada The Special One.

Barangkali United sedikit banyak terinspirasi pada apa yang terjadi pada Juventus. Pada awal musim 2014/15, I Bianconerri menunjuk Massimiliano Allegri untuk menggantikan Antonio Conte yang mundur untuk kemudian menjadi pelatih Italia. Padahal prestasi Conte luar biasa dengan mempersembahkan tiga scudetto berturut-turut, sesudah Juventus mengalami paceklik juara selama beberapa tahun. Dipilihnya Allegri sempat disambut negatif oleh Juventini, mengingat sang manajer merupakan mantan allenatore AC Milan yang dipecat karena hasil buruk pada pertengahan musim 2013/14. Namun, kenyataannya Allegri berhasil melanjutkan kegemilangan Conte dengan sepasang scudetto dalam dua musim beruntun. Bahkan pada musim pertamanya, Allegri melakukan sesuatu yang tak bisa dilakukan Conte, yaitu membawa La Vecchia Signora tampil di laga final Liga Champion 2014/15, meski gagal juara karena takluk dari Barcelona.  


Tentu penggemar The Red Devils berharap kiprah Mourinho tiga musim ke depan bisa mengikuti jejak Allegri bersama Juventus. Hadirnya sejumlah pemain baru seperti Zlatan Ibrahimovic dan Henrik Mkhitaryan membuat skuat United lebih kuat ketimbang musim lalu dan layak mengikuti kompetisi memperebutkan trofi English Premier League (EPL) maupun trofi lainnya. Musim depan tim asuhan Mourinho hanya berlaga di Liga Europa yang kurang bergengsi dan persaingannya tidak seketat Liga Champion. Barangkali upaya meraih gelar justru bisa lebih dikonsentrasikan di dalam negeri. Tapi mesti diingat pula bahwa Chelsea yang merupakan mantan klub Mourinho justru absen sama sekali dari kompetisi Eropa musim 2016/17.

Selain memiliki pengalaman menjuarai EPL bersama Chelsea, Mourinho memiliki lebih banyak waktu mempersiapkan timnya ketimbang dua pelatih bernama besar lainnya, Pep Guardiola (Manchester City) dan Antonio Conte (Chelsea), yang menjadi pendatang baru di Liga Inggris. Mourinho sempat beristirahat sejak dipecat The Blues pertengahan musim lalu, sementara Pep masih menangani Bayern Muenchen hingga akhir musim 2015/16 dan Conte bahkan masih bersama Italia hingga akhir Juni di Piala Eropa 2016 Prancis. Namun mereka yang sudah lebih dahulu berkiprah di EPL jelas tak bisa dipandang sebelah mata, seperti Arsene Wenger (Arsenal), Claudio Ranieri (Leicester City – juara EPL 2015/16), Juergen Klopp (Liverpool), maupun Mauricio Pochettino (Tottenham Hotspur). Persaingan menjadi tim terbaik di negeri Ratu Elizabeth bisa dipastikan kian seru dan menarik musim mendatang.

# dimuat di BolaVaganza No.178 - Agustus 2016.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar